MAKALAH TENTANG NARKOBA
PENDAHULUAN
Istilah Narkoba
sudah tidak asing di telinga masyarakat indonesia pada khususnya bahkan
masyarakat dunia pada umumnya. Narkoba namanya melejit dikalangan kita karena
benda tersebut merupakan benda yang dapat menolong mereka yang sedang
mengalami masalah dalam kehidupannya, menurut mereka narkoba merupakan
pahlawan dalam kehidupannya.
Narkoba sudah
meresahkan masyarakat kita di Indonesia karena sifat dari benda ini adalah
benda yang apabila di konsumsi secara salah oleh penggunanya maka akan
berakibat fatal, bisa juga mengakibatkan kematian bagi para penggunanya.
Dampak negatif selain kematian, Narkoba akan merusak sistem saraf bagi para
penggunanya sehingga kadang – kadang para pecandu sering terganggu sistem
syarafnya.
Namun dengan
ancaman yang akan di rasakan oleh pecandu Narkoba, para pecandu kebanyakan
tidak menghiraukan hal tersebut yang akan membahayakan keselamatan hidupnya.
Mereka malah senang bersahabat dengan benda terlarang tersebut, bagi mereka
Narkoba merupakan sahabat tanpa jiwa yang memiliki kekuatan dalam menolong
mereka ketika mereka membutuhkannya.
Kasus pecandu
narkoba dari tahun ke tahun semakin meningkat, yang lebih parah lagi kasus
pecandu Nakoba dari kalangan remajapun sudah ada. Hal tersebut menjadi
kekhawatiran para orang tua, guru dan pihak lainnya, mereka khawatir dengan
hal tersebut karena jika para penerus bangsa ini kebanyakan para pecandu
Narkoba maka masa depan bangsa ini akan suram. Maka dari itu perlu adanya
sosialisasi yang benar mengenai Narkoba dan upaya pencegahan pengguna Narkoba
yang efektif agar hal tersebut tidak merajalela.
|
Pembahasan Hal 1 – Makalah Tentang Narkoba
|
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
NARKOBA
Narkoba
merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya.
Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak hukum; seperti
polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa, hakim dan
petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk pada
ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi
kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua
istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.
Menurut UU No.22
Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian Narkotika adalah Narkotika adalah “zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan”.
Psikotropika adalah “zat atau
obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku”. Bahan adiktif lainnya adalah “zat atau bahan lain
bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat
menimbulkan ketergantungan”
Meskipun
demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika dan
psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan
psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk
kepentingan pengembangan pengetahuan.Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5
Tahun 1997, narkotika dan psikotropika yang termasuk dalam Golongan I
merupakan jenis zat yang dikategorikan illegal. Akibat dari status illegalnya
tersebut, siapapun yang memiliki, memproduksi, menggunakan, mendistribusikan
dan/atau mengedarkan narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan
pidana sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
|
Hal 2 – Makalah Tentang Narkoba
|
JENIS – JENIS
NARKOBA
a. Jenis narkotika
terdiri dari 3 golongan :
1.
Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi,
serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Heroin, Kokain, Ganja.
2. Golongan II :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin.
3. Golongan III
: Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan
/ atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh
: Codein.
b. Jenis-jenis
psikotropika :
|
Hal 3 – Makalah Tentang Narkoba
|
c. Jenis zat
adiktif ada 3 yaitu:
Yang
termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif
diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1.
Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari
– hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika
atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh
manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % (
Bir ).
b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % (
Berbagai minuman anggur )
c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % (
Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker ).
2.
Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem,
Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3.
Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat. Dalam upaya penanggulangan narkoba di masyarakat, pemakaian rokok dan
alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan,
karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan narkoba lain yang berbahaya.
Berdasarkan
efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari narkoba dapat digolongkan menjadi 3 golongan
:
1. Golongan Depresan ( Downer
). Adalah jenis narkoba yang berfungsi mengurangi aktifitas
fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi tenang dan bahkan
membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda ( Morfin,
Heroin, Codein ), sedative ( penenang ), Hipnotik (obat tidur) dan
Tranquilizer (anti cemas ).
|
Hal 4 – Makalah Tentang Narkoba
|
2.
Golongan Stimulan ( Upper ). Adalah jenis narkoba yang merangsang fungsi tubuh dan
meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif,
segar dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
3. Golongan Halusinogen. Adalah jenis narkoba yang dapat menimbulkan efek halusinasi
yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya
pandang yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat terganggu. Contoh:
Kanabis ( ganja ).
C. NARKOBA
YANG SERING DIGUNAKAN:
Di dalam masyarakat narkoba yang sering disalahgunakan adalah :
1. OPIODA,
terdapat 3 golongan besar :
a. Opioda alamiah ( Opiat
) : Morfin, Opium, Codein.
b. Opioda semisintetik :
Heroin / putauw, Hidromorfin.
c. Opioda sintetik :
Metadon.
Nama
jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.Heroin yang murni
berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna putih keabuan.
Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses
tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi
morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari
morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter
sebagai penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita
cancer.
Reaksi dari
pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan ingin
menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan
kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi.
Pemakai akan membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya
menjadi musuh.
|
Hal 5 – Makalah Tentang Narkoba
|
2. KOKAIN :
Kokain
berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju. Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam. Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.
3. KANABIS :
Nama
jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang. Berasal dari
tanaman kanabis sativa atau kanabis indica. Cara penggunaan: dihisap dengan
cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. Efek
rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai,
rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif
berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan
tenggorokan.
4. AMPHETAMINE :
Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.Bentuknya ada yang berbentuk bubuk
warna putih dan keabuan dan juga tablet.Cara penggunaan : dengan cara
dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air.
Ada 2
jenis Amphetamine :
a. MDMA ( methylene dioxy
methamphetamine )
Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b. Metamphetamine ice
Nama jalanan : SHABU, SS, ice.
Cara
penggunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya dihisap atau
dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus ( boong ).
|
Hal 6 – Makalah Tentang Narkoba
|
5. LSD ( Lysergic
Acid ).
Termasuk
dalam golongan halusinogen. Nama jalanan: acid, trips, tabs, kertas. Bentuk:
biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko
dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul. Cara
penggunaan: meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30 – 60
menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam. Efek rasa: terjadi halusinasi
tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan
menyeramkan dan lama – lama menjadikan penggunaanya paranoid.
6. SEDATIF –
HIPNOTIK ( BENZODIAZEPIN ) :
Termasuk
golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur ). Nama
jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp. Cara pemakaian : dengan
diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus. Digunakan di bidang medis
untuk pengobatan pada pasien yang mengalami kecemasan, kejang, stress, serta
sebagai obat tidur.
7. SOLVENT /
INHALASI :
Adalah
uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem, Isi korek
api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.Biasanya digunakan
dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada golongan yang kurang
mampu.Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan,
mual, muntah gangguan fungsi paru, jantung dan hati.
8. ALKOHOL :
Merupakan
zat psikoaktif yang sering digunakan manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %. Nama jalanan : booze, drink. Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran. |
Hal 7 – Makalah Tentang Narkoba
|
D. PENYALAHGUNAAN
DAN KETERGANTUNGAN
Penyalahgunaan
adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis narkoba secara berkala atau teratur diluar
indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan
gangguan fungsi sosial.
Ketergantungan
adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis,
sehingga tubuh memerlukan jumlah narkoba yang makin bertambah ( toleransi ),
apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus
obat ( withdrawal symptom ).
E. PENYEBAB
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Penyebabnya sangatlah
kompleks akibat interaksi berbagai faktor :
1. Faktor individual :
Kebanyakan
dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan
biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri – ciri remaja yang
mempunyai resiko lebih besar menggunakan narkoba :
a. Cenderung memberontak
b. Memiliki gangguan jiwa lain, misalnya : depresi, cemas.
c. Perilaku yang menyimpang dari aturan atau norma yang ada
d. Kurang percaya diri
e. Mudah kecewa, agresif dan destruktif
f. Murung, pemalu, pendiam
g. Merasa bosan dan jenuh
h. Keinginan untuk bersenang – senang yang berlebihan
i. Keinginan untuk mencoba yang sedang mode
j. Identitas diri kabur
k. Kemampuan komunikasi yang rendah
l. Putus sekolah
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
|
Hal 8 – Makalah Tentang Narkoba
|
2. Faktor Lingkungan : Faktor lingkungan meliputi faktor
keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya,
maupun masyarakat.
Ø Lingkungan Keluarga :
a. Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
b. Hubungan kurang harmonis
c. Orang tua yang bercerai, kawin lagi
d. Orang tua terlampau sibuk, acuh
e. Orang tua otoriter
f. Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
g. Kurangnya kehidupan beragama.
Ø Lingkungan Sekolah :
a. Sekolah yang kurang disiplin
b. Sekolah terletak dekat tempat hiburan
c.Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif
d. Adanya
murid pengguna narkoba.
Ø Lingkungan Teman Sebaya :
a. Berteman dengan penyalahguna
b. Tekanan atau ancaman dari teman.
Ø Lingkungan Masyarakat / Sosial :
a. Lemahnya penegak hukum
b. Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.
Faktor
– faktor tersebut diatas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi
penyalahgunaan NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor – faktor diatas,
semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba .
m. Kurang menghayati iman dan kepercayaan.
|
Hal 9 – Makalah Tentang Narkoba
|
F. GEJALA KLINIS
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
1. Perubahan
Fisik :
2. Perubahan sikap dan perilaku :
|
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Makalah
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SISWA SD
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu: Dra. Hj. Nur Wahyumiani, M.Pd
Oleh :
Kelompok IV/A2-12
Dana Kristina (12144600049)
Tri Wulan Sari (12144600060)
Didik Setyawan (12144600071)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya yang telah
dilimpahkan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kami sampaikan kepada
semua pihak terutama teman-teman yang telah membantu baik moril maupun
spirituil sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan lancar
dan baik.
Juga ucapan terima kasih kami sampaikan kepada yang terhormat
Ibu Dra. Hj. Nur Wahyumiani, MPd selaku dosen bidang studi Psikologi
Pendidikan yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam
penyusunan makalah ini.
Kami yakin makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kami mengharapkan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan
makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan prestasi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat menjadi amal ibadah kami
dalam mengemban amanah Allah SWT dan berguna untuk teman-teman semua.
Yogyakarta, 16 Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
................................................................................
i
DAFTAR ISI
............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR
..............................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
..........................................................................................1
B.
Rumusan Masalah
.....................................................................................2
C.
Tujuan
.......................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan
1. Pengertian Pertumbuhan
............................................................................
3
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
......................................3
3. Ciri-Ciri Pertumbuhan Secara Umum
........................................................ 4
4. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar
.................................................4
B. Perkembangan
1. Pengertian Perkembangan
..........................................................................
6
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
.................................... 6
3. Ciri-Ciri Perkembangan Secara Umum
...................................................... 7
C. Perkembangan Pada Peserta Didik Sekolah Dasar
1. Perkembangan Fisik
..................................................................................
7
2. Perkembangan Intelek
...............................................................................
9
3. Perkembangan Afektif
..............................................................................
11
4. Perkembangan Minat Anak Sekolah Dasar
................................................12
5. Perkembangan Bahasa
...............................................................................
13
6. Perkembangan Sosial
.................................................................................
15
D. Peranan Kelompok dan Permainan
............................................................ 16
E. Penyesuaian Sosial
....................................................................................
18
F. Penyesuaian Diri Pada Anak Sekolah Dasar
.............................................. 19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
...............................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia merupakan usaha yang
terus berlangsung dan berkembang. Seiring dengan perkembangannya, studi
tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia telah menjadi sebuah
disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan
bagaimana proses perkembangan dan pertumbuhan manusia baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif.
Sampai dengan saat ini kajian mengenai perkembangan dan pertumbuhan
manusia telah banyak menunjukkan manfaat yang signifikan. Dan salah satu
manfaat dari berkembangnya disiplin ilmu tentang perkembangan manusia
ini adalah pendidikan. Dan jika kita berbicara pendidikan tentunya unsur
yang mutlak ada ialah manusia itu sendiri. Nah, dalam hal ini kajian
ataupun teori-teori mengenai perkembangan dan pertumbuhan manusia sangat
dibutuhkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan ialah usaha sadar orang
dewasa / pendidik untuk membantu membimbing pertumbuhan dan perkembangan
anak kearah kedewasaan.
Definisi pendidikan diatas mengisyaratkan bahwa agar setiap pendidik
baik orang tua maupun guru memahami benar hakikat pertumbuhan dan
perkembangan anak agar dapat membimbing atau mengarahkan mereka kearah
kedewasaan yang diharapkan.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan?
2. Apa ciri-ciri pertumbuhan?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan?
4. Apa saja karakteristik anak didik SD?
5. Apa yang dimaksud dengan perkembangan?
6. Apa ciri-ciri perkembangan?
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan?
8. Apa saja perkembangan pada peserta didik Sekolah Dasar?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pertumbuhan.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.
4. Untuk mengetahui karakteristik peserta didik SD.
5. Untuk mengetahui pengertian perkembangan.
6. Untuk mengetahui ciri-ciri perkembangan.
7. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi perkembangan.
8. Untuk mengetahui perkembangan pesert didik Sekolah Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERTUMBUHAN
1. Pengertian Pertumbuhan
Istilah pertumbuhan diartikan sebagai “perubahan–perubahan yang bersifat
kuantitatif yang menyangkut aspek fisik jasmaniah,” seperti
perubahan-perubahan yang terjadi pada organ-organ dan struktur organ
fisik sehingga anak semakin bertambah umurnya semakin besar dan semakin
tinggi badannya. Jadi pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan
ukuran, volume, serta jumlah sel yang ditandai dengan pertambahan
panjang, berat, dan tinggi makhluk hidup yang bersifat irreversibel
(tidak dapat kembali ke bentuk semula) dan kuantitatif (dapat diukur).
Pertumbuhan sering disebut juga sebagai proses perubahan dan proses
pematangan fisik.
Dalam pertumbuhan, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai perbedaan
tempo kecepatan. Misalnya saja, pertumbuhan alat-alat kelamin
berlangsung lambat pada kanak-kanak tapi mengalami percepatan pada masa
pubertas. Sebaliknya pertumbuhan susunan syaraf pusat berlangsung paling
cepat pada masa kanak-kanak, kemudian menjadi lambat pada akhir masa
kanak-kanak dan berhenti pada masa pubertas.
Contoh pertumbuhan adalah bertambah tinggi, bertambah berat badan dan
tumbuhnya kelenjar-kelenjar sex.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
a. Faktor Sebelum Lahir
Peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus,
keracunan sewaktu berada dalam kandungan dan lain-lain.
b. Faktor Ketika Lahir
Pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh tekanan dari dinding
rahim ibu sewaktu ia dilahirkan.
c. Faktor Sesudah Lahir
Pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena
bayi jatuh.
d. Faktor Psikologis
Bayi ditinggalkan oleh ibu, ayah, atau kedua orang tuanya. Anak tersebut
mengalami kehampaan psikis, kering dari perasaan sehingga mengakibatkan
kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah.
3. Ciri-ciri Pertumbuhan Secara Umum
a. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal
bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.
b. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat
terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari
masa konsepsi hingga dewasa.
c. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama
yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus,
lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.
d. Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti
proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis,
atau dada.
4. Karakteristik Anak Didik Sekolah Dasar
Menurut Nasution (1993 : 44) masa usia sekolah dasar sebagai masa
kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga sebelas
atau duabelas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk
sekolah dasar dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak
akan mengubah sikap dan tingkah lakunya.
Masa usia sekolah dianggap oleh Suryobroto (1990 : 119) sebagai masa
intelektual atau masa keserasian bersekolah. Tetapi dia tidak berani
mengatakan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah
dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak
lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya, masa ini dapat
diperinci menjadi dua fase, yakni :
1. Masa Kelas Rendah Sekolah Dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah sebagai
berikut :
a) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan
pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
b) Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan
permainan yang tradisional.
c) Adanya kecenderungan memuji sendiri.
d) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal
itu dirasainya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
e) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu
dianggapnya tidak penting.
f) Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki
nilai yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi
nilai baik atau tidak.
2. Masa Kelas Tinggi Sekolah Dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah sebagai
berikut :
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
b. Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus.
d. Pada umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa
lainnya.
e. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini anak tidak
terikat lagi pada peraturan tradisional namun mereka membuat peraturan
sendiri.
B. PERKEMBANGAN
1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan yang dimaksud diatas merupakan istilah dalam pengertian
umum yang diartikan sebagai: “serangkaian perubahan dalam susunan yang
berlangsung secara teratur, progresif, jalin-menjalin dan terarah kepada
kematangan atau kedewasaan“.
Perkembangan secara khusus diartikan sebagai “perubahan-perubahan yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental
psikologis manusia,” seperti halnya perubahan-perubahan yang berkaitan
dengan aspek pengetahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan
agama, kecerdasan, dan sebagainya, sehingga dengan perkembangan tersebut
si anak akan semakin bertambah banyak pengetahuan dan kemampuannya juga
semakin baik sifat sosialnya, moral, keyakinan agama dan sebagainya.
Sehingga perkembangan anak sering kali diibaratkan dengan
mekar-berkembangnya kuncup bunga yang belum ada gunanya, yang kemudian
mekar membesar jadi sekuntum bunga, harum baunya, dan berwarna indah.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
a. Faktor Herediter (warisan sejak lahir, bawaan)
b. Faktor Lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan
c. Kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis, dan
d. Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan
seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha
membangun diri sendiri.
Contoh perkembangan adalah :
a. Bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur, misalnya dalam perkembangan bahasa,
emosi, intelektual, dan perilaku.
b. Perkembangan periode bayi sampai anak. Kita melihat bahwa bayi dan
anak berbeda sebagai hasil dari pertumbuhan, tetapi disini juga
terdapat perubahan struktur dan bentuk. Jadi, bentuk bayi tidak sama
dengan bentuk anak.
3. Ciri-ciri Umum Perkembangan
a. Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti
dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan
diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin.
b. Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap,
yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah
kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal.
c. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari
kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal
yang sempurna.
d. Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian
perkembangan yang berbeda.
Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana
tahapan perkembangan harus melewati tahap demi tahap (Narendra, 2002).
C. Perkembangan Anak Sekolah Dasar
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik peserta didik usia SD/MI meliputi pertumbuhan tinggi
dan berat badan. Perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh
yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak menentukan ketrampilan anak
bergerak. Pertumbuhan dan perkembangan mempengaruhi cara memandang
dirinya sendiri dan orang lain, yang berdampak dalam melakukan
penyesuaian dengan dirinya dan orang lain.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik peserta didik usia SD/MI lebih lambat dibandingkan
dengan tingkat pertumbuhan masa sebelumnya (masa bayi dan TK awal) dan
sesudahnya (masa puber dan remaja). Jadwal waktu pertumbuhan fisik tiap
anak tidak sama, ada yang berlangsung cepat, sedang atau lambat. Banyak
faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak antara lain:
1. Pengaruh keluarga
a. Faktor keturunan
Membuat anak menjadi gemuk dari pada anak lainnya. Perbedaan ras suku
bangsa (orang Amerika, Eropa, dan Australia cenderung lebih tinggi dari
pada orang Asia).
b. Faktor lingkungan
Akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan
anak tersebut. Lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh
daripada tinggi tubuh.
c. Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan
dengan anak perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun.
d. Gizi dan kesehatan
Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggi tubuhnya dan
relatif lebih cepat mencapai masa puber dibandingkan dengan anak yang
bergizi kurang.
Anak yang sehat dan jarang sakit biasanya mempunyai tubuh sehat dan
lebih berat dibanding dengan anak yang sering sakit.
e. Status sosial dan ekonomi
Fisik anak dari kelompok ekonomi rendah cenderung lebih kecil
dibandingkan dengan keluarga ekonomi cukup atau tinggi.
Keadaan status ekonomi mempengaruhi peran keluarga dalam memberi makan,
gizi dan pemeliharan kesehatan serta kegiatan pekerjaan yang dilakukan
anak.
f. Gangguan Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan
terbentuknya steroid adrenalin yang berlebihan. Hal ini menyebabkan
berkurangnya hormon pertumbuhan pada kelenjar pituitary, akibatnya anak
mengalami keterlambatan perkembangan memasuki masa puber. Bagi anak usia
SD atau MI, reaksi yang diperlihatkan orang lain terutama oleh
teman-teman sebayanya terhadap ukuran dan proporsi tubuhnya mempunyai
makna penting. Apabila ukuran-ukuran dan proporsi tubuh anak berbeda
jauh dengan teman sebayanya anak akan merasa kelainan, tidak mampu dan
rendah diri.
2. Perkembangan Intelek
Struktur pengetahuan
Pengertian kognitif meliputi aspek struktur intelek yang dipergunakan
untuk mengetahui sesuatu, dan dalamnya terdapat aspek: persepsi,
ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan persoalan.
Perkembangan kognitif merupakan proses dan hasil individu dengan
lingkungannya.
Selain itu, struktur pengetahuan juga menjelaskan tentang tingkat
kecerdasan peserta didik pada usia SD. Dengan adanya beberapa kecerdasan
tiap individu, maka memungkinkan terjadinya kecerdasan ganda (multiple
intelligence), sehingga perlu diadakannya semacam tes untuk mengetahui
tingkat intelegensi tiap individu yang biasa disebut dengan IQ
(Intelligence Quotient). IQ merupakan hasil bagi usia mental dengan usia
kronologis atau kalender dikalikan seratus. Dengan berpegang pada
satuan ukuran IQ, maka kecerdasan dikategorikan dalam tabel berikut
(Sukmadinata, 2003):
IQ
Kategori
140-……
Genius
130-139
Sangat cerdas
120-129
Cerdas
110-119
Di atas normal
90-109
Normal
80-89
Di bawah normal
70-79
Bodoh
50-69
Debil
25-49
Imbecil
……..-25
Idiot
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek peserta didik
usia SD atau MI, antara lain:
1. Kondisi organ penginderaan sebagai saluran yang dilalui pesan
indera dalam perjalanannya ke otak (kesadaran).
2. Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan
memahami sesuatu.
3. Kesempatan belajar yang diperoleh anak.
4. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda
jika anak mendapat pengalaman seara tidak langsung dari orang lain atau
informasi dari buku.
5. Jenis kelamin karena pembentukan konsep anak laki-laki atau
perempuan telah dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis
kelamin.
6. Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan
suatu kerangka acuan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
Dalam perkembangan intelek, dapat juga terjadi kendala dan berbahaya
yang mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan, di antaranya:
1. Kelambanan perkembangan otak yang dapat mempengaruhi kemampuan
bermain dan belajar di sekolah serta penyesuaian diri dan sosial anak,
yang dikarenakan oleh tingkat kecerdasan di bawah normal dan kurangnya
mendapat kesempatan memperoleh pengalaman.
2. Konsep yang salah yang disebabkan oleh informasi yang salah,
pengalaman terbatas, mudah percaya, penalaran yang keliru, dan imajinasi
yang sangat berperan, pemikiran tidak realistis, serta salah
menafsirkan arti.
Kesulitan dalam membenarkan konsep yang salah dan tidak relistik. Hal
ini biasanya berkenaan dengan konsep diri dan sosial yang bisa
membingungkan anak.
3. Perkembangan Afektif
Industry vs litferioriry/Produkttvltns (6;0 – 11 ;00)
Anak mulai mampu berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut
peraturan yang ada. Dimensi psikososial yang rnuncul pada masa ini
adalah: sense of industry, sense of inferiority Anak didorong untuk
membuat, melakukan dan mengerjakan dengan benda-benda yang praktis. dan
mengerjakannya sampai selesai sehingga menghasilkan sesuatu. Berdasarkan
hasilnya mereka dihargai dan di mana perlu diberi hadiah. Dengan
demikian rasa/sifat ingin menghasilkan sesuatu dapat dikembangkan. Pada
usia sekolah dasar ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja
melainkan mencakup juga lembaga-lembaga lain yang mempunyai peranan
penting dalam perkembangan individu. Pengalaman-pengalaman sekolah anak
mempengaruhi industry dan inferiority anak. Anak dengan IQ 80 atau 90
akan mempunyai pengalaman sekolah yang kurang memuaskan walaupun sifat
indtistri dipupuk dan dikembangkan di ruitiah. Ini dapat menimbulkan
rasa inferiority (rasa tidak mampu). Keseimbangan industry dan
inferiority bukan hanya bergantung kepada orang tuanya, tetapi
dipengaruhi pula oleh orang-orang dewasa lain yang berhubungan dengan
anak itu.
4. Perkembangan Minat Anak SD
Meichati (1975) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif,
dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu
aktivitas.
Secara operasional, Lilawati (1988) mengartikan minat adalah suatu
perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang
terhadap suatu kegiatan sehingga mengarahkan anak untuk melakukan
kegiatan tersebut dengan kemauan sendiri.
Sinambela (1993) mengartikan minat adalah sikap positif dan adanya rasa
ketertarikan dalam diri anak terhadap suatu aktivitas tertentu.
Jadi dapat diartikan bahwa minat adalah kekuatan yang mendorong anak
untuk memperhatikan, merasa tertarik, dan cenderung senang terhadap
suatu aktivitas sehingga mereka mau melakukan aktivitas tersebut dengan
kemauannya sendiri.
Minat terdiri dari dua aspek, yaitu :
1. Aspek kognitif, berupa konsep positif terhadap suatu obyek dan
berpusat pada manfaat dari obyek tersebut.
2. Aspek afektif, nampak pada rasa suka atau tidak senang dan
kepuasan pribadi terhadap obyek tersebut.
Minat pada anak dipengaruhi oleh dua faktor :
1. Faktor personal, merupakan faktor-faktor yang ada pada diri
anak itu (meliputi usia, jenis, kelamin, intelegensi, sikap, dan
kebutuhan psikologi).
2. Faktor instusional, merupakan faktor-faktor di luar diri anak
(melalui pengaruh orang tua, guru, dan teman sebaya).
Dari segi materi dan pengamatan lapangan, kami dapat menyimpulkan bahwa
minat pada anak SD pada pada sesuatu umumnya tergantung pada beberapa
hal, yaitu:
1. Kemauan anak terhadap kegiatan tersebut (meskipun ada dorongan
yang besar dari orang-orang tertentu, misalnya orang tua, kalau dia
tidak mempunyai keinginan yang tinggi terhadap kegiatan tersebut dia
tidak akan melakukan kegiatan tersebut)
2. Karakter masing-masing anak.
3. Suasana hati / keinginan hati (mood)
Minat anak SD terhadap suatu kegiatan lebih tergantung pada pengaruh
teman sebayanya. Mereka lebih cenderung “ikut-ikutan“ dalam melakukan
suatu kegiatan (pengaruh lingkungan). Pada dasarnya mereka lebih
mempunyai minat yang tinggi kepada suatu aktivitas yang menarik
perhatian mereka dan yang memberi kesenangan pada mereka. Anak sekolah
dasar kurang begitu tertarik kepada hal-hal yang menimbulkan kebosanan
dan kejenuhan.
5. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan
pesan, pendapat, perasaan dengan menggunakan simbol-simbol yang
disepakati bersama, kemudian kata dirangkai berdasarkan urutan membentuk
kalimat yang bermakna dan mengikuti aturan atau tata bahasa yang
berlaku dalam suatu komunitas atau masyarakat, bahasa dapat dibedakan
menjadi 3, yaitu bahasa lisan, bahasa tulis, dan bahasa isyarat.
Keterampilan dalam berbahasa memiliki 4 aspek atau ruang lingkup, yaitu:
a) Keterampilan mendengarkan
b) Keterampilan berbicara
c) Keterampilan membaca
d) Keterampilan menulis
Di sekolah dasar, keterampilan mendengarkan meliputi kemampuan memahami
bunyi bahasa, perintah, dongeng, drama, petunjuk, denah, pengumuman,
berita, dan konsep materi pelajaran. Keterampilan berbicara meliputi
kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan
mengenai perkenalan, tegur sapa,pengenalan benda, fungsi anggota tubuh,
kegiatan bertanya, percakapan, berita, deklamasi, memberi tanggapan,
pendapat/saran, dan diskusi. Keterampilan membaca meliputi ketrampilan
memahami teks bacaan melalui membaca intensif dan sekilas. Keterampilan
menulis meliputi kemampuan menulis permulaan, dikte, mendeskripsikan
benda, mengarang, menulis surat, undangan, dan ringkasan paragraf.
Faktor Kendala dalam Mempelajari Ketrampilan Berbahasa
Meskipun pada umumnya pula perkembangan keterampilan berbahasa anak
sama, namun tetapada perbedaan individual.berikut ini adalah beberapa
faktor penyebab perbedaan tersebut:
1. Kesehatan
Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara dibandingkan dengan anak
yang kurang sehat, sebab perkembangan aspek aspek motorik dan aspek
mental berbicaranya lebih baik sehingga lebih siap untuk belajar
berbicara.
2. Kecerdasan
Anak yang memiliki kecerdasan tinggi, akan belajar berbicara lebih baik
dan memiliki penguasaan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan berpikir.
3. Jenis kelamin
Anak perempuan lebih dalam belajar bahasa daripada anak laki-laki, baik
dalam pengucapan, kosa kata maupun keseringan berbahasa.
4. Keluarga
Semakin banyak jumlah anggota keluarga akan semakin sering anak
mendengar dan berbicara. Demikian pula anak pertama lebih baik
perkembangan berbicaranya karena orang tua lebih banyak memiliki waktu
untuk berbicara dan berbahasa.
5. Keinginan dan Dorongan Komunikasi
Semakin kuat keinginan dan dorongan untuk berkomunikasi dengan orang
lain terutama teman sebaya, akan semakin kuat pula usaha anak untuk
berbicara dan berbahasa.
6. Kepribadian
Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dan memiliki kepribadian
yang baik cenderung memiliki kemampuan bicara dan berbahasa lebih baik
daripada anak yang mengalami masalah dalam penyesuaian diri.
6. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai
dengan tuntutan sosial. Tuntutan sosial pada perilaku sosial anak
tergantung dari perbedaan harapan dan tuntutan budaya dalam masyarakat
tempat anak tumbuh kembangkan tugas perkembangannya. Dalam belajar hidup
bermasyarakat diperlukan tiga proses dalam bersosialisasi, yaitu:
1. Belajar berperilaku yang dapat diterima sosial.
2. Memainkan peran sosial yang dapat diterima
3. Perkembangan sikap sosial.
Jika peserta didik tidak mampu melakukan 3 proses sosialisasi diatas
maka peserta didik tersebut berkembang menjadi orang yang nonsosial,
asosial, dan anti sosial.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan peserta didik melakukan
sosialisasi adalah sebagai berikut:
1. Kesempatan dan waktu untuk bersosialisai dengan orang lain.
2. Kemampuan berkomunikasi dengan kata-kata yang dapat dimengerti
peserta didik maupun orang dewasa lain.
3. Motivasi peserta didik untuk mau belajar bersosialisasi.
4. Metode belajar efisien dan bimbingan bersosialisasi.
Pengalaman sosial awal memegang peranan penting bagi perkembangan dan
perilaku sosial selanjutnya. Sebab pengalaman sosial awal cenderung
menetap. Jadi mudah atau sulitnya perkembangan sosial anak selanjutnya
tergantung pada baik buruknya si anak mempelajari sikap dan perilaku
sosial. Selain itu, pengalaman sosial awal juga berpengaruh terhadap
partisipasi sosial anak. Anak yang mempunyai pengalaman sosial awal yang
baik cenderung lebih aktif dalam kegiatan kelompok social begitu juga
sebaliknya.
Para peserta didik usia SD atau MI yang berada pada posisi anak akhir
akan mulai membentuk kelompok bermain yang selanjutnya berkembang
menjadi kelompok belajar dan melakukan aktifitas pada masa anak.
Sedangkan peserta didik kelas 5 atau 6 kadang-kadang sudah mengalami
masa puber. Pada masa ini seorang peserta didik mengalami perubahan
fisik sensual yang pesat. Sehingga seorang anak cenderung menarik diri
dari kelompoknya, kurang dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan
orang lain. Juga terjadi kemunduran minat untuk bermain dan melakukan
aktifitas kelompok serta cenderung bersikap antisosial.
D. Peranan Kelompok dan Permainan
Pada masa anak akhir, kelompok atau geng anak memegang peranan penting
dalam perkembangan social. Jika pada masa anak awal terbentuk kelompok
bermain yang terbentuk secara spontan, informal dan sementara, maka
kelompok yang terbentuk pada masa anak akhir mempunyai struktur yang
lebih tegas dan formal. Ada yang menjadi pemimpin dan pengikut. Mereka
melakukan beberapa aktivitas seperti bermain, hiburan, minat dan hoby,
bahkan kadang mencoba menggangu orang lain. Kelompok pada masa anak
akhir merupakan usaha anak untuk menciptakan suatu masyarakat yang
sesuai bagi pemenuhan kebutuhannya.
Pengaruh kelompok terhadap sosialisasi anak dilakukan dalam hal :
1. Membantu anak bergaul dengan teman sebaya dan berperilaku yang
dapat diterima secara social dan kelompoknya.
2. Membantu anak mengembangkan kesadaran yang rasional dan skala
nilai untuk melengkapi atau mengganti nilai orang tua yang sebelumnya
cenderung diterima anak sebagai kata hati yang otoriter.
3. Mempelajari sikap social yang pantas melalui pengalamannya dalam
menyukai orang an cara menikmati kehidupan serta aktivitas kelompok.
4. Membantu kemandirian anak dengan cara memberikan kepuasan
emosional melalui persahabatan dengan teman-teman sebaya.
Permainan atau bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir, dilakukan
dengan sukarela tanpa ada paksaan/tekanan dari luar apalagi kewajiban.
Melalui permainan atau bermain, anak tidak hanya memperoleh kesenangan
tetapi mereka juga dapat mempelajari sesuatu. Permainan atau bermain
mempunyai empat manfaat yaitu :
1. Latihan fungsi baik fungsi motorik maupun kognitif.
2. Sarana sosialisasi, anak dapat belajar bekerjasama dan saling
tolong menolong dalam bermain.
3. Mengukur kemampuan terutama untuk permainan yang dilombakan.
4. Menempa emusi/sikap melalui kegiatan untuk mentaati aturan
permainan dan bersikap sportif.
E. Penyesuaian Sosial
Penyesuaian sosial berarti keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan
diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok paa
khusunya. Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari
berbagai ketrampilan seperti kemampuan untuk menjalin hubungan dengan
orang lain. Di bawah ini adalah beberapa criteria penyesuaian social
yang baik.
1. Ketrampilan nyata
Perilaku social anak sesuai dengan standar kelompok dan memenuhi harapan
kelompok.
2. Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok
Anak dapat menyesuaikan diri bukan hanya dalam kelompoknya sendiri,
tetapi juga dengan kelompok lainnya.
3. Sikap sosial
Anak menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain serta ikut
berpartisipasi dan berperan dalam kelompok serta kegiatan social.
4. Kepuasan pribadi
Karena anak dapat bersosialisasi dengan baik dan dapat berperan dalam
kelompok, maka anak akan merasa kepuasan tersendiri. Teman sebaya sangat
berperan dan berpengaruh terhadap kemampuan penyesuaian sosial peserta
didik usia SD.
Penerimaan atau penolakan teman kelompok akan berdampak pada
perkembangan aspek-aspek lainnya seperti emosi, konsep diri, dan
kepribadiannya. Pada masa anak akhir, ada teman biasa yang hanya
memenuhi kebutuhan anak untuk berada dalam kelompoknya, teman bermain
yang dapat melakukan aktivitas bermain bersama-sama, dan teman akrab
yang memungkinkan anak dapat berkomunikasi melalui pertukaran ide, rasa
percaya, meminta nasehat dan berani mengkritik. Jumlah teman peserta
didik usia SD sangat bervariasi, tetapi seiring bertambah usia maka
jumlah temanpun semakin banyak. Pemilihan teman biasanya terjadi karena
adanya kesamaan sifat, minat, nilai-nilai dan kedekatan
geografis/lokasi. Pergantian teman dapat terjadi karena perubahan minat,
mobilitas social, atau perpindahan likasi tempat tinggal. Melalui
pergantian teman, anak dapat belajar hal-hal yang penting dalam
perkembangan sosial.
F. Penyesuaian Diri Pada Anak Sekolah Dasar
Penyesuaian diri pada anak sekolah dasar terlihat dalam proses
sosialisasi, anak menunjukkan perilaku sesuai aturan-aturan sosial yang
ditentukan. Anak pun mulai membutuhkan teman dekat. Yaitu teman sebagai
orang yang dapat membantu jika dibutuhkan. Umumnya teman dekat ini
adalah kelompok sebayanya. Kelompok sebaya dapat sebagai model dalam
berperilaku, di mana anak cenderung meniru perilaku kelompoknya. Jika
mempunyai teman berperilaku sesuai tuntutan masyarakat, anak pun akan
mengikutinya. Berbagai karakteristik dari kelompok sebaya menunjukkan
bahwa kelompok sebaya memiliki keunikan tersendiri yang mungkin tidak
dijumpai di kelompok yang lain. Hal ini pula yang membuat anak sebagai
anggota kelompok dapat mempelajari pola-pola perilaku anggota
kelompoknya.
Meskipun kelompok sebaya merupakan hal yang diutamakan dalam
perkembangan seorang anak, namun peran guru maupun orang tua tetap
diperlukan dalam menanamkan norma yang sesuai dengan tuntutan lingkungan
agar apa yang dituntut oleh kelompok seimbang dengan apa yang dituntut
oleh lingkungan Dalam menyesuaikan diri dengan kelompoknya, anak pun
belajar tentang peran jender. Adanya peran yang berbeda, membuat adanya
aturan bagi anak laki-laki dan perempuan. Proses perkembangan jender
dalam diri seseorang sebenarnya bisa dikarenakan faktor biologis,
kemampuan kognitif dan sosial.
Namun dari kesemuanya itu justru lingkungan sosiallah misalnya bagaimana
interaksi dan pengalaman anak dengan orang tua, pengaruh dari guru,
teman sebaya, media masa, pelajaran, dan lain-lain yang paling berperan
dalam perkembangan jender.
Walaupun kenyataan menunjukkan bahwa peran jender tidak bisa diabaikan
di lingkungan masyarakat, namun sebagai orang tua maupun guru hendaknya
dapat mengajarkan pada anak bahwa peran tersebut dapat berganti karena
semua itu sangat tergantung dari kebutuhan, situasi, minat dan
keterampilan yang dimiliki. Itulah sebabnya kadangkala dijumpai seorang
pria yang menekuni karirnya di bidang seni tari, sementara seorang
wanita menekuni karirnya di bidang keteknikan, dan lain-lain. Yang perlu
ditanamkan adalah bahwa kita harus menghargai apa yang dilakukan anak,
bukan karena anak itu laki-laki atau perempuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan,
pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak
yang sehat pada waktu yang normal. Sedangkan
Sifat dan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan adalah dalam
pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran
fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar
lengan, lingkar dada, dan lain- lain.
Faktor pendukung pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah pertumbuhan
fisik, kecerdasan, sosial, bahasa, bakat khusus, sikap nilai dan moral,
dan interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan.
Perkembangan anak sekolah dasar meliputi: 1) perkembangan fisik yang
dipengaruhi oleh keluarga, jenis kelamin, status ekonomi dan sosial,
gizi dan kesehatan, dan gangguan emosional. 2) perkembangan intelektual.
3) perkembangan afektif. 4) pekembangan minat anak SD minat ada dua
yaitu minat kognitif dan minat afektif. 5) perkembangan bahasa meliputi
keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca,
dan keterampilan menulis. 6) perkembangan sosial.
Adapun manfaat mempelajari pertumbuhan dan perkembangan peserta didi
SD/MI bagi pendidik yaitu:
• Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang
rentang kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang
meliputi aspek fisik, intelektual, emosi, sosial dan moral.
• Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran
yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
http://zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/perkembangan-peserta-didik/perkembangan-berpikir-anak-sd/
http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-perkembangan.html
http://master-spink.blogspot.com/2011/07/makalah-pertumbuhan-dan-perkembangan.html
http://kelloblack.blogspot.com/2012/03/makalah-perkembangan-dan-pertumbuhan.html
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzuluCopy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar